Selasa, 08 Oktober 2013

LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 1



TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 1
10 BUAH CONTOH TANAMAN PERKEBUNAN


        DI SUSUN OLEH :
NAMA                       : NURUL FADLI
NO BP                        : 1110212089
KELAS                      : B
Dosen Pengasuh        : Prof.Dr.Ir, RENI MAYERNI,  MP



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012

1. Sawit (hevea brasiliensies)
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.
Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angkatahun1940.




 

2. Kakao
Kakao merupakan jenis tanaman yang berasal dari hutan – hutan tropis di negara Amerika tengah dan Amerika selatan bagian utara. Tanaman ini merupakan jenis tanaman yang sebagian besar akar lateralnya berkembang dekat permukaan tanah. Jika di tanam pada tanah yang air tanahnya rendah, maka akar tunggang tumbuh panjang  dan akar lateralnya masuk ke dalam tanah, sedangkan jika di tanam pada tanah yang air tanahnya tinggi atau tanah liat maka akar tunggangnya akan tumbuh tidak terlalu dalam dan akar lateralnya tumbuh dekat permukaan tanah. Zona perakaran dalam tanah yang baik adalah dengan ketebalan 30 – 50cm. Habitat asli dari tanaman kakao adalah hutan tropis dengan pepohonan tinggi yang rindang dan menaungi tanaman ini, serta dengan curah hujan dan kelembapan yang tinggi , dengan begitu tanaman kakao akan tumbuh tinggi. Ketika berumur 3 tahun, kakao yang di tanam di kebun tingginya akan mencapai 1,8 – 3m dan ketika berumur 12 tahun tingginya akan mencapai 4,5 – 7m. Tanaman kakao mempunyai dua bentuk cabang (bersifat dimorphous), yaitu cabang yang tumbuhnya ke atas (orthotrop) dan cabang yang tumbuhnya ke samping (plagiotrop).
Penduduk yang pertama kali menggunakan kakao sebagai bahan makanan dan minuman adalah suku Indian Maya dan suku Aztek ( aztec ), mereka memanfaatkan kakao sebelum orang – orang kulit putih di bawah pimpinan Christopher Colombus menemukan Amerika. Suku Indian Maya merupakan suku yang mendiami wilayah yang kini di sebut sebagai Guatemala, Yucatan, dan Honduras (Amerika Tengah). Kemudian datang suku Aztec yang bertujuan ingin menaklukkan suku maya dan menguasai kebun kakao milik suku maya dan mereka mulai belajar bagaimana cara menanam, merawat dan mengolah kakao menjadi bahan makanan atau minuman coklat hingga akhirnya bangsa spanyol datang pada tahun 1591.
3. Kelapa (Cocos nucifera)
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota penting dari keluarga Arecaceae (keluarga kelapa sawit) ,palm. Ini adalah spesies diterima hanya dalam genus Cocos,  dan merupakan sawit besar, tumbuh hingga 30 m, dengan daun menyirip 4-6 m panjang, dan pinnae 60-90 cm; daun tua melepaskan diri bersih, meninggalkan bagasi halus. Istilah kelapa bisa merujuk ke seluruh kelapa sawit, benih, atau buah, yang bukan kacang botani. sebuah ejaan kelapa merupakan bentuk kuno dari kata tersebut.
Kelapa sawit ditanam di seluruh daerah tropis untuk dekorasi, serta untuk berbagai keperluan yang kuliner dan non-kuliner; hampir setiap bagian dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam beberapa cara. Dalam iklim dingin (tetapi tidak kurang dari USDA Zone 9), sebuah kelapa yang sama, telapak ratu (Syagrus romanzoffiana), buah nya sangat mirip dengan kelapa, namun jauh lebih kecil. Telapak ratu awalnya diklasifikasikan dalam genus Cocos bersama dengan kelapa, namun kemudian dipindahkan di Syagrus. Sebuah sawit baru-baru ini ditemukan, alfredii Beccariophoenix dari Madagaskar, hampir identik dengan kelapa, dan lebih dari telapak ratu. Hal ini dingin-hardy, dan menghasilkan lookalike kelapa di daerah dingin. [4]
kelapa itu telah menyebar di banyak daerah di daerah tropis, mungkin dibantu dalam banyak kasus oleh pelayaran orang. buah kelapa di alam liar ringan, ringan dan sangat tahan air, dan berevolusi untuk membubarkan jarak yang signifikan melalui arus laut [5] Buah. dikumpulkan dari laut sampai utara Norwegia yang layak. [rujukan?] Di Kepulauan Hawaii, yang kelapa dianggap [oleh siapa?] sebagai pengantar Polinesia, pertama dibawa ke kepulauan oleh pelayar Polinesia awal dari kampung halaman mereka di Oseania. Mereka sekarang hampir di mana-mana antara 26 ° N dan 26 ° S kecuali untuk interior Afrika dan Amerika Selatan.
Bunga dari kelapa sawit polygamomonoecious, dengan baik laki-laki dan perempuan bunga di perbungaan yang sama. Pembungaan terjadi terus menerus. Kelapa telapak diyakini sebagian besar penyerbukan silang, meskipun ada beberapa varietas kerdil diri penyerbukan. Daging kelapa ini mempunyai istilah endosperma  , terletak pada permukaan dalam . Di dalam lapisan endosperma kelapa berisi cairan bening yang dapat dimakan yang manis, asin, atau keduanya.
4. Pinang (Areca Catechu. )
Tumbuhan tropika ditanam untuk mendapatkan buahnya dan kerana keindahannya, sebagai hiasan taman Tingginya antara 10 hingga 30m dan meruncing dibahagian pucuk, ukuran melintang batang pokok 15sm. hingga 20sm.  Dibahagian jemala (crown) pokok ini berbentuk bulat dan berwarna hijau semasa muda dan apabila masak ia menjadi kuning dan merah. dipanggil adakka atau adekka, Sri Lanka pula dikenali sebagai puvak, Thai sebagai mak dan masyarakat Cina memanggilnya dengan nama pin-lang.Pokok ini membiak dengan cara menanam biji yang sudah cukup masak. Biasanya biji itu disemai dulu dan kemudian ditanam di dalam pasu atau beg plastik. Semasa kecil pokok ini sesuai dijadikan pokok hiasan pasu. Apabila sudah besar, elok ditanam di luar.Buahnya boleh digunakan untuk perubatan. Pucuk Areca Catechu dan pucuk-pucuk dari Areca Borneensis dan Areca Triandra boleh dimakan. Pucuk Areca Hutchinsoniana digunakan sebagai penghapus parasit. Hampas pinang rebus pula diletakkan pada luka-luka.
Alkaloid dalam pinang termasuklah arekolin, arekaidin, arekain, guvacin, arekolidin, guvakolin, isoguvakolin dan kolin. Arekolin yang toksik, bertindak sebagai dadah nikotin ke atas sistem saraf. Ia menyebabkan sawan yang berakhir dengan lumpuh. Kematian adalah disebabkan oleh terhentinya pernafasan.Arekolin adalah penghapus parasit dan cacing serta bertindak seperti asetil kolin. Pinang mengandungi lebih kurang 15% tanin merah dan 14% lemak. Tanin dalam pinang digunakan untuk merawat cirit-birit. Campuran pinang bersama bahan-bahan lain digunakan untuk kayap.
5. Durian (Durio zibithinus)
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh negara Thailand.
Jumlah produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).
6. Salak (Salacca edulis)
Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum / kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi...
Sentra penanaman Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.
7. Gambir ( Uncaria Gambire)
                Bila ditinjau dari ketersediaan lahan di Sumatera Barat maka terlihat adanya keterbatasan. Sekitar 60 persen dari lahan yang ada merupakan perbukitan dan lahan miring dan 15 persen saja yang telah disepakati untuk lahan pertanian. Secara keseluruhan hanya tersedia sekitar 450000 ha lahan yang potensial untuk perluasan tanaman perkebunan.
Di Sumatera Barat tanaman gambir tumbuh dengan baik didaerah Limapuluh Kota, Pesisir Selatan dan daerah tingkat II lainnya. Di Kabupaten Limapuluh Kota sebanyak 11937 Ha dengan produksi 7379 ton pertahun. Di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 2469 Ha dengan produksi 688 ton pertahun dan Kabupaten lainnya seluas 175 Ha yang sebahagian besar belum berproduksi.
Luas di atas potensial dan memenuhi skala ekonomi untuk dikembangkan. Jumlah unit usaha pengolahan gambir di Sumatera Barat tercatat sebanyak 3571 unit dengan tenaga kerja 6908 orang dan investasi Rp 1029614000. Data produksi gambir di Sumatera Barat sebenarnya belum tersedia dengan lengkap, khususnya untuk konsumsi dalam negeri. Bila berpedoman kepada angka produksi tahun 1997 dan angka ekspor pada tahun yang sama maka 98 persen produksi gambir diekspor dan 2 persen dikonsumsi dalam negeri.
Di negara lain juga ada produk sejenis gambir yang ditawarkan seperti tannin dari kulit kayu Acacia mearnsii, kayu Schinopsis balansa. Pada tahun 1983 diproduksi 10000 ton perekat berbasis tannin Acacia mearnsii di Afrika Selatan. Di New Zealand telah mulai produksi tiap tahunnya 8000 ton perekat berbasis tannin dari kulit kayu Pinus radiata. Di Peru diproduksi Tara tannin dari kulit buah Caesalpinia spinosa yang juga akan dijadikan bahan baku perekat.
Prospek gambir sebagai bahan baku perekat untuk bahan berbasis kayu atau bahan berlignosellulosa lainnya terlihat ada. Sebagai langkah awal penulis telah mendaftarkan paten pada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan judul “Proses gambir sebagai bahan baku perekat dengan nomor P 00200200856” dengan memanfaatkan insentif dari Kementerian Riset dan Teknologi.






8. PALEM (Palem Putri, Botol, Merah dan Raja)
           

Palem adalah tanaman hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan gersang.

a)
Palem putri
Sekilas bentuknya seperti palem raja, daun yang lebih lebar dan warna lebih hijau.Tanaman berasal dari Madagaskar, banyak dimanfaatkan sebagai penghias pinggir jalan atau tanaman pot.
b)
Palem botol
Batang bawahnya menggelembung dan batang atas menyempit sehingga miripbentuk botol. Pertumbuhan lambat, tajuknya sempit sehingga tidak memerlukan tempat yang luas.
c)
Palem merah
Disebut juga sebagai pinang merah dan merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh di hutan rawa dataran rendah sampai 500 m dpl. Keistimewaannya terletak pada pelepah dan tulang daun yang merah menyala. Untuk mempertahankan warna merah, palem ini ditanam di tempat yang terik.
d)
Palem raja
Dikenal dengan Royal palm karena bentuknya yang menawan dengan batang yang kokoh, daun yang hijau dan segar. Pelepah yang rontok akan meninggalkan bekas lingkaran atau garis berwarna abu-abu putih. Tinggi tanaman mencapai 25- 30 m. Jenis yang banyak ditanam adalah palem raja Kuba. Spesies palem raja yang dikenal adalah Roystonea regia, R. buringuena dan R. elata.
SENTRA PENANAMAN
Sentra penanaman palem terdapat di Jawa Barat dan Jakarta.
9. Tanaman KINA (Cinchona Calisaya)
Diskripsi Tanaman : Pohon kina ini kulitnya berasa pahit. Tanaman ini tergolong tanaman yang menyerbuk silang dan sangat hetezigot. Oleh karena itu hasil penyerbukan dengan bijinya sangat beragam. Tanaman kina kalisaya ini tumbuh liar dihutan basah dan hutan berlumut, di pegunungan Andes, pada ketinggian 1050 m – 1500 m diatas permukaan laut, terutama di Peru bagian selatan dan Bolivia. Tanaman herbal Kina ini tumbuh baik pada lereng gunung dengan curah hujan diatas 2000 mm setahun dan tersebar merata sepanjang tahun, dengan iklim yang lembab dan suhu antara 12 – 21 derajat celcius. Dari daerah asalnya dipegunungan Andes tanaman ini menyebar ke Indonesia dan India. Di pulau Jawa tanaman ini dibudidayakan didaerah pegunungan dengan ketinggian antara 800 – 1600 m diatas permukaan laut.
Ciri-ciri tanaman herbal Kina kalisaya :
Kulit : Berasa pahit. Daun : letak daun berhadapan, bentuk bundar telur sungsang lonjong, panjang 8 – 15 cm dan lebar 3 – 6 cm. Permukaan bagian bawah berambut halus seperti beludru terutama pada daun yang masih muda, panjang tangkai 1 – 1,5 cm. Daun penumpu lebih panjang dari tangkai, bila sudah terbuka daun penumpu akan gugur. Bunga : Perbungaan malai, berambut halus seperti beludru, kelompok bunga-bunga mengumpul disetiap ujung perbungaan. Kelompok bunga berbentuk tabung dan bergigi dibagian atasnya. Bunga berbentuk bintang, berbau wangi, panjang tabung 9 mm. Helaian mahkota bagian dalam berwarna merah menyala, berambut rapat dan pendek. Panjang benang sari setengan dari bagian tabung bunga. Buah : berwarna kemerahan bila telah masak, berbentuk seperti telur. Biji : Berbentuk lanset ellips, panjang 4 mm dan bersayap. Kandungan Zat berkhasiat pada tanaman herbal Kina : Tanaman herbal kina ini mengandung berbagai macam zat yang dapat digunakan sebagai obat herbal. Adapun kandungannya adalah sebagai berikut : Alkaloida, Kinina, Kinidina, Sinkonina, Sinkonidina, Asam kinat, Asam kinatanat, Zat kina.
Penggunaan tanaman herbal kina, dan sebagai bahan Obat herbal untuk mengobati beberapa penyakit, antara lain :
Sebagai obat yang sangat ampuh untuk mengobati malaria. Mengobati penyakit jantung. Sebagai obat untuk kejang otot. Sebagai tamiflu pada flu burung. Sebagai katalis yang baik pada proses berbagai idustri minuman. Sebagai Biopestisida atau pestisida nabati dan Sebagai
10. Tanaman KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii)
Tinggi tanaman kayu manis berkisar antara 5 – 15 m, kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau khas, kayunya berwarna merah coklat muda.
Daun tunggal, kaku seperti kulit, letak berseling, panjang tangkai daun 0,5 – 1,5 cm, dengan 3 buah tulang daun yang tumbuh melengkung. Bentuk daun elips memanjang, panjang 4 – 14 cm, lebar 1,5 – 6 cm, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan bawah bertepung warnyanya keabu-abuan. Daun muda berwarna merah pucat.
Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning.
Ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam dua rangkaian. Bunga ini tidak bertajuk bunga. Benang sarinya besrjumlah 12 helai yang terangkai dalam empat kelompok, kotak sarinya beruang empat. Persariann berlangsung dengan bantuan serangga.
Buahnya buah buni berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang.
Warna buah muda hijau tua dan buah tua ungu tua. Panjang buah sekitar 1,3 – 1,6 cm,  dan diameter 0,35 – 0,75 cm. Panjang biji 0,84 – 1,32 cm dan diameter 0,59 - ,68 cm.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim, tanpa tahun. Pengelolaan biji karet untuk bibit. Balai Penelitian Sembawa.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr315093.pdf. akses 12 nopember 201
Daslin A. dkk, 2009. Bahan Tanam Klon Karet Unggul. Balai Penelitian Sungei Putih Pusat Penelitian Karet.
Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara.  Kebijakan Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan. Makalah yang disampaikan dalam Kegiatan Pembinaan dan Inventarisasi Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara. 28 – 29 Juni 2012.
Indraty, Indyah S. 2010. Mutu Entres untuk Tanaman Karet. Dalam Media perkebunan edisi  85 hal 56-58. Jakarta Pusat.
Napitupulu, L.A. 1977. Masalah Pengadaan Biji Karet dan Pengawasan Mutu. Balai Penelitian Perkebunan Medan. Ex.7709.
Sagala, Aidi D. 2012. Teknik Pengelolaan Benih Tanaman Karet. Makalah yang disampaikan pada Pelatihan Pembinaan dan Inventarisasi Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara pada Tanggal 28-29 juni 2012.
Sagala, Aidi D. Dan Sayurandi. 2010. Teknik Identifikasi dan Pengenalan Klon Unggul 2010-2014. Makalah yang disampaikan pada Magang Petugas Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan pada tanggal 30 Nopember – 1 Desember 2010. Pusat Penelitian Karet Sungei Putih.
Sakhibun dan Husin, M. 1990. Hevea Seed: Its Characteristics, Collection and Germination. Planterse Bulletin. 202. P.3-8
Siagian, Nurhawaty. 2010. Sifat dan Penanganan Biji Karet. Makalah yang Disampaikan pada Magang Petugas Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan  Medan pada Tanggal 30 Nopember – 1 Desember 2010. Pusat Penelitian Karet Sungei Putih.
Siagian, N dan Suhenry, I., 2006. Teknologi Terkini Pengadaan Bahan Tanam Karet Unggul. Balai Penelitian Sungei Putih Pusat Penelitian Karet.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar