TUGAS
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 1
10
BUAH CONTOH TANAMAN PERKEBUNAN
DI
SUSUN OLEH :
NAMA : NURUL FADLI
NO BP : 1110212089
KELAS : B
Dosen Pengasuh : Prof.Dr.Ir,
RENI
MAYERNI, MP
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
1. Sawit (hevea
brasiliensies)
Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun
Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman
hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan
meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad
ke-19. Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara
komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang
Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama
berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan
mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di
Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala
Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada
tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari
Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran
baru dimulai tahun 1911.
Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angkatahun1940.
Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angkatahun1940.
2. Kakao
Kakao
merupakan jenis tanaman yang berasal dari hutan – hutan tropis di negara
Amerika tengah dan Amerika selatan bagian utara. Tanaman ini merupakan jenis
tanaman yang sebagian besar akar lateralnya berkembang dekat permukaan tanah.
Jika di tanam pada tanah yang air tanahnya rendah, maka akar tunggang tumbuh
panjang dan akar lateralnya masuk ke dalam tanah, sedangkan jika di tanam
pada tanah yang air tanahnya tinggi atau tanah liat maka akar tunggangnya akan
tumbuh tidak terlalu dalam dan akar lateralnya tumbuh dekat permukaan tanah.
Zona perakaran dalam tanah yang baik adalah dengan ketebalan 30 – 50cm. Habitat
asli dari tanaman kakao adalah hutan tropis dengan pepohonan tinggi yang rindang
dan menaungi tanaman ini, serta dengan curah hujan dan kelembapan yang tinggi ,
dengan begitu tanaman kakao akan tumbuh tinggi. Ketika berumur 3 tahun, kakao
yang di tanam di kebun tingginya akan mencapai 1,8 – 3m dan ketika berumur 12
tahun tingginya akan mencapai 4,5 – 7m. Tanaman kakao mempunyai dua bentuk
cabang (bersifat dimorphous), yaitu cabang yang tumbuhnya
ke atas (orthotrop) dan cabang yang tumbuhnya ke samping (plagiotrop).
Penduduk yang pertama kali
menggunakan kakao sebagai bahan makanan dan minuman adalah suku Indian Maya dan
suku Aztek ( aztec ), mereka memanfaatkan kakao sebelum orang – orang kulit
putih di bawah pimpinan Christopher Colombus menemukan Amerika. Suku Indian
Maya merupakan suku yang mendiami wilayah yang kini di sebut sebagai Guatemala,
Yucatan, dan Honduras (Amerika Tengah). Kemudian datang suku Aztec yang
bertujuan ingin menaklukkan suku maya dan menguasai kebun kakao milik suku maya
dan mereka mulai belajar bagaimana cara menanam, merawat dan mengolah kakao
menjadi bahan makanan atau minuman coklat hingga akhirnya bangsa spanyol datang
pada tahun 1591.
3. Kelapa (Cocos
nucifera)
Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota penting dari keluarga
Arecaceae (keluarga kelapa sawit) ,palm. Ini adalah spesies diterima hanya
dalam genus Cocos, dan merupakan sawit besar, tumbuh hingga 30 m, dengan
daun menyirip 4-6 m panjang, dan pinnae 60-90 cm; daun tua melepaskan diri
bersih, meninggalkan bagasi halus. Istilah kelapa bisa merujuk ke seluruh
kelapa sawit, benih, atau buah, yang bukan kacang botani. sebuah ejaan kelapa
merupakan bentuk kuno dari kata tersebut.
Kelapa sawit ditanam di seluruh daerah tropis untuk dekorasi, serta
untuk berbagai keperluan yang kuliner dan non-kuliner; hampir setiap bagian
dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam beberapa cara. Dalam
iklim dingin (tetapi tidak kurang dari USDA Zone 9), sebuah kelapa yang sama,
telapak ratu (Syagrus romanzoffiana), buah nya sangat mirip dengan kelapa,
namun jauh lebih kecil. Telapak ratu awalnya diklasifikasikan dalam genus Cocos
bersama dengan kelapa, namun kemudian dipindahkan di Syagrus. Sebuah sawit
baru-baru ini ditemukan, alfredii Beccariophoenix dari Madagaskar, hampir
identik dengan kelapa, dan lebih dari telapak ratu. Hal ini dingin-hardy, dan
menghasilkan lookalike kelapa di daerah dingin. [4]
kelapa itu telah menyebar di banyak daerah di daerah tropis, mungkin
dibantu dalam banyak kasus oleh pelayaran orang. buah kelapa di alam liar
ringan, ringan dan sangat tahan air, dan berevolusi untuk membubarkan jarak
yang signifikan melalui arus laut [5] Buah. dikumpulkan dari laut sampai utara
Norwegia yang layak. [rujukan?] Di Kepulauan Hawaii, yang kelapa dianggap [oleh
siapa?] sebagai pengantar Polinesia, pertama dibawa ke kepulauan oleh pelayar
Polinesia awal dari kampung halaman mereka di Oseania. Mereka sekarang hampir
di mana-mana antara 26 ° N dan 26 ° S kecuali untuk interior Afrika dan Amerika
Selatan.
Bunga dari
kelapa sawit polygamomonoecious, dengan baik laki-laki dan perempuan bunga di
perbungaan yang sama. Pembungaan terjadi terus menerus. Kelapa telapak diyakini
sebagian besar penyerbukan silang, meskipun ada beberapa varietas kerdil diri
penyerbukan. Daging kelapa ini mempunyai istilah endosperma , terletak
pada permukaan dalam . Di dalam lapisan endosperma kelapa berisi cairan bening
yang dapat dimakan yang manis, asin, atau keduanya.
4. Pinang (Areca Catechu. )
Tumbuhan tropika ditanam untuk
mendapatkan buahnya dan kerana keindahannya, sebagai hiasan
taman Tingginya antara 10 hingga 30m dan meruncing dibahagian pucuk,
ukuran melintang batang pokok 15sm. hingga 20sm. Dibahagian jemala
(crown) pokok ini berbentuk bulat dan berwarna hijau semasa muda dan apabila
masak ia menjadi kuning dan merah. dipanggil adakka atau adekka,
Sri Lanka pula dikenali sebagai puvak, Thai sebagai mak dan
masyarakat Cina memanggilnya dengan nama pin-lang.Pokok ini membiak
dengan cara menanam biji yang sudah cukup masak. Biasanya biji itu disemai dulu
dan kemudian ditanam di dalam pasu atau beg plastik. Semasa kecil pokok ini
sesuai dijadikan pokok hiasan pasu. Apabila sudah besar, elok ditanam di luar.Buahnya
boleh digunakan untuk perubatan. Pucuk Areca Catechu dan pucuk-pucuk
dari Areca Borneensis dan Areca Triandra boleh dimakan. Pucuk Areca
Hutchinsoniana digunakan sebagai penghapus parasit. Hampas pinang rebus
pula diletakkan pada luka-luka.
Alkaloid dalam pinang termasuklah arekolin,
arekaidin, arekain, guvacin, arekolidin, guvakolin, isoguvakolin dan kolin.
Arekolin yang toksik, bertindak sebagai dadah nikotin ke atas sistem saraf. Ia
menyebabkan sawan yang berakhir dengan lumpuh. Kematian adalah disebabkan oleh
terhentinya pernafasan.Arekolin adalah penghapus parasit dan cacing serta
bertindak seperti asetil kolin. Pinang mengandungi lebih kurang 15% tanin merah
dan 14% lemak. Tanin dalam pinang digunakan untuk merawat cirit-birit. Campuran
pinang bersama bahan-bahan lain digunakan untuk kayap.
5. Durian (Durio zibithinus)
Durian merupakan tanaman buah berupa
pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri
yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan
untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari
hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran
durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian
sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren
(Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
Tanaman durian termasuk famili
Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan
dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan
durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan
kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah:
durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas
(Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan
Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
Di Indonesia, tanaman durian
terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian
Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia,
tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India
Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam
bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh negara Thailand.
Jumlah produksi durian di Filipina
adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) dan di
Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun
yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada tahun 1990 menghasilkan
275.717 ton (45.372 ha).
6. Salak (Salacca edulis)
Tanaman salak merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan
mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi
diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa
tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan
biji-biji salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia,
bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP
Mo-gea; S. magnifera JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana.
Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca
rumphili Wallich ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang
disebut rakum / kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada
masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak
termasuk famili: Palmae (palem-paleman), monokotil, daun-daunnya panjang dengan
urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya
berduri tajam Batangnya pendek, lama-kelamaan meninggi sampai 3 m atau lebih,
akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak
sebanding dengan batangnya yang kecil). Banyak varietas salak yang bisa tumbuh
di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah
dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut,
enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di
Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca
(Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis (Becc)
Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana
(Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang
tinggi...
Sentra penanaman Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi
Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan Barat.
7. Gambir ( Uncaria Gambire)
Bila ditinjau dari ketersediaan lahan di Sumatera Barat maka
terlihat adanya keterbatasan. Sekitar 60 persen dari lahan yang ada merupakan
perbukitan dan lahan miring dan 15 persen saja yang telah disepakati untuk
lahan pertanian. Secara keseluruhan hanya tersedia sekitar 450000 ha lahan yang
potensial untuk perluasan tanaman perkebunan.
Di Sumatera Barat tanaman gambir tumbuh dengan baik didaerah
Limapuluh Kota, Pesisir Selatan dan daerah tingkat II lainnya. Di Kabupaten
Limapuluh Kota sebanyak 11937 Ha dengan produksi 7379 ton pertahun. Di
Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 2469 Ha dengan produksi 688 ton pertahun dan
Kabupaten lainnya seluas 175 Ha yang sebahagian besar belum berproduksi.
Luas di atas potensial dan memenuhi
skala ekonomi untuk dikembangkan. Jumlah unit usaha pengolahan gambir di
Sumatera Barat tercatat sebanyak 3571 unit dengan tenaga kerja 6908 orang dan
investasi Rp 1029614000. Data produksi gambir di Sumatera Barat sebenarnya
belum tersedia dengan lengkap, khususnya untuk konsumsi dalam negeri. Bila
berpedoman kepada angka produksi tahun 1997 dan angka ekspor pada tahun yang
sama maka 98 persen produksi gambir diekspor dan 2 persen dikonsumsi dalam
negeri.
Di negara lain juga ada produk
sejenis gambir yang ditawarkan seperti tannin dari kulit kayu Acacia mearnsii,
kayu Schinopsis balansa. Pada tahun 1983 diproduksi 10000 ton perekat berbasis
tannin Acacia mearnsii di Afrika Selatan. Di New Zealand telah mulai produksi
tiap tahunnya 8000 ton perekat berbasis tannin dari kulit kayu Pinus radiata.
Di Peru diproduksi Tara tannin dari kulit buah Caesalpinia spinosa yang juga
akan dijadikan bahan baku perekat.
Prospek gambir sebagai bahan baku
perekat untuk bahan berbasis kayu atau bahan berlignosellulosa lainnya terlihat
ada. Sebagai langkah awal penulis telah mendaftarkan paten pada Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan judul “Proses gambir
sebagai bahan baku perekat dengan nomor P 00200200856” dengan memanfaatkan
insentif dari Kementerian Riset dan Teknologi.
8. PALEM (Palem
Putri, Botol, Merah dan Raja)
Palem
adalah tanaman hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di
daerah tropis dan subtropis, di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan
di pantai, di tanah yang subur dan gersang.
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar